PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - MAKALAMU

Makalah

MAKALAMU

Berisi Makalah-Makalah Kuliah Semoga Bermanfaat

test banner

Post Top Ad

BLOGNYA ORANG NAGARA

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 20 Juli 2017

PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, berkat limpahan Rahmat dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw., beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau sampai akhir jaman.
Penulis mengucapkan dan menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis terutama tentang mata kuliah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktunya.
Walaupun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan makalah ini, penulis menyadari betul bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah kita berserah diri dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan penulis khususnya, dan mudah-mudahan Allah selalu memberikan Ridho-Nya, Amien Ya Rabbal 'Alamin.

Makalamu,       September 2017


Penulis



DAFTAR ISI

                                                                                                                     Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................      i
KATA PENGANTAR ................................................................................      ii
DAFTAR ISI...............................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................    1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................    2
A. Pengertian Sosiologi Pendidikan Agama Islam.........................    2
B. Latar Belakang Sosiologi Pendidikan Agama Islam..................    3
C. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan Agama Islam..................    5
D. Tujuan Sosiologi Pendidikan Agama Islam...............................     6
BAB III PENUTUP......................................................................................     12
KESIMPULAN ............................................................................................    12
DAFTAR PUSTAKA


 BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan Islam mempunyai peran aktif dalam menciptakan generasi yang mampu berinteraksi sosial dengan baik, sebaliknya sosiologi memberikan informasi ke dalam dunia pendidikan tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Pendidikan Agama Islam mengenalkan kepada peserta didik tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Agama Islam agar kelak ilmu yang dimiliki dan kemudian diamalkan sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran keagamaan meskipun tidak secara mayoritasmasyarakat Indonesia adalah islam akan terapi sebuah nilai.
Pendidikan islam  bisa dianggap berhasil ketika peserta didik mempunyai kemampuan dan potensi untuk dimanfaatkan oleh dirinya, masyarakat, agama, bangsa, dan negara. Di sinilah letak hubungan fungsionalitas dan korelasi antar pendidikan islam dengan sosiologi, karena sosiologi membahas tentang interaksi sosial di masyarakat. Keberhasilan dalam pendidikan agama Islam tidak hanya bisa ditentukan dengan struktur nilai yang disimbolkan dengan angaka, melainkan lebih ditentukan oleh kehidupan interaksi social sehari-hari yang terjadi di sekolah, baik antar masyarakat, sekolah maupun antara sekolah dengan masyarakat sekitar dengan nilai-nilai keislaman.
Oleh karena itu sosiologi mempunyai kontribusi penting bagi pendidikan Agama Islam dalam kaitannya dengan penerapan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Sesungguhnya studi sosiologi sangat penting untuk kita sebagai makhluk sosial. Diri kita sendirilah yang menjadi objek kajian sosiologi karena kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita juga sebagai manusia yang berbudaya yang memiliki norma, nilai dan tradisi.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Sosiologi Pendidikan Agama Islam
Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi berasal dari kata “socius” yang berarti kawan atau teman dan “logis” yang berarti ilmu. Secara harfiah sosiologi dapat dimaknai sebagai ilmu tentang perawanan atau pertemanan. Istilah sosiologi diperkenalkan pertama kali oleh August Comte (1798-1857) pada abad ke-19. istilah ini dipublikasikan elalui tulisannya yang berjudul “Cours de Philosphie Positive”.[1]
Sosiologi Pendidikan Islam terdiri dari tiga kata, yaitu Sosiologi yang diartikan sebagai “Ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, terutama di dalamnya perubahan-perubahan sosial”[2],
Sedangkan pendidikan berasal dari kata didik , lalu kata ini mendapat awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi .pendidikan, yang artinya proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan ; atau proses perbuatan, cara mendidik.[3]
Adapun pengertian pendidikan menurut Muhibbin Syah, yaitu memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.[4]
Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peringatan (to elicit, to give rise to ) , dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.[5]
Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term at-Tarbiyah, at-Ta’dib dan at-Ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term at-tarbiyah, sedangkan term at-ta’dib dan at-ta’lim jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam.[6]
Menurut Prof. DR. S. Nasution, M.A., Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. Sedangkan menurut F.G. Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman. [7]
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Sosiologi Pendidikan Islam adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik sesuai dengan ajaran agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu berhubungan dengan individu yang lain sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang akan mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta mengorganisasikan pengalamannya.

B.   Latar Belakang Sosiologi Pendidikan Islam
Saat ini fakta menunjukkan bahwa masyarakat mengalami perubahan yang sangat cepat, progresif, dan sering menunjukkan gejala desintegratif (berkurangnya kesetiaan terhadap nilai-nilai umum), jika nilai-nilai umum saja sudah tidak diperhatikan lagi, apalagi dengan nilai-nilai agama. Perubahan sosial yang cepat juga menimbulkan cultural lag (ketinggalan kebudayaan akibat adanya hambatan-hambatan), yang menjadi sumber masalah-masalah dalam sosial masyarakat. Masalah-masalah sosial juga dialami dunia pendidikan. Oleh karena itu, para ahli sosiologi diharapkan mampu menyumbangkan pemikirannya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.[8]
Pendidikan formal di sekolah tidak akan pernah lepas dari campur tangan guru. Guru merupakan seorang administrator, informator, konduktor, dan sebagainya, yang diharuskan memiliki kelakuan dan tabiat yang sesuai dengan harapan masyarakat. Sebagai pendidik dan pembangun generasi, seorang guru diharapkan memiliki tingkah laku yang bermoral tinggi yang dapat ditiru dan dijadikan tauladan bagi para siswa demi masa depan bangsa dan Negara.
Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas maupun sekolah, yang akibatnya siswa dapat bebas dalam mengeluarkan pendapat dan mengembangkan kreatifitasnya, atau bahkan sebaliknya, terkekang dan selalu menuruti kemauan guru tanpa bisa berkembang. Termasuk di dalamnya tingkah laku, wibawa, karakter, dan lain-lain yang akan berpengaruh terhadap proses interaksi. [9]
Anak dalam perkembangannya dipengaruhi oleh orang tua (pendidikan informal), guru-guru/sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Dari ketiga aspek tersebut, pengaruh lingkunganlah yang paling menentukan. Pendidikan sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang guru/pendidik harus berusaha menganalisis pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusia baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat (dengan sistem sosialnya).
Guru tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru yang pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.[10]

C.   Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan Islam
Masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan atau bidang kajian sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok antara lain:
  1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, yang meliputi:
a)          Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b)         Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c)          Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural, atau usaha mempertahankan status quo
d)         Hubungan pendidikan dengan sistem tingkat/status sosial
e)          Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural, dan sebagainya
  1. Hubungan antar manusia di dalam sekolah, dalam hal ini yang menjadi kajian yaitu menganalisis struktur sosial di dalam sekolah. Pola kebudayaan di dalam sistem sekolah berbeda dengan apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. Bidang yang dapat dipelajari antara lain:
a)        Hakikat kebudayaan sekolah, sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah
b)       Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang meliputi berbagai hubungan antara berbagai unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola interaksi informal.
  1. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, jadi yang diutamakan adalah aspek proses pendidikan itu sendiri, bagaimana pengaruh sekolah terhadap murid. Seperti peranan sosial guru, hakikat kepribadian guru, pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan anak, dan fungsi sekolah dalam sosialisasi murid
  2. Sekolah dalam masyarakat, yaitu menganalisis pola interaksi sekolah dengan kelompok sosial dalam masyarakat di sekitarnya, meliputi:
a)        Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah
b)       Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat luar sekolah
c)        Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan
d)       Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang bertalian dengan organisasi sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.[11]

D.   Tujuan Sosiologi Pendidikan Islam
Dalam referensi lain disebutkan, bahwa tujuan sosiologi pendidikan terdiri dari beberapa konsep berikut:
a.       Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi
Yaitu mengutamakan proses bagaimana kelompok-kelompok sosial mempengaruhi kelakuan seorang individu. Francis Brown mengemukakan bahwa “sosiologi pendidikan memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memperoleh dan mengorganisasi pengalamannya”.
b.      Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat
L. A. Cook mengutamakan fungsi lembaga pendidikan dalam masyarakat dan menganalisis hubungan sosial antara sekolah dengan berbagai aspek masyarakat, seperti menyelidiki hubungan antara masyarakat pedesaan dengan sekolah rendah atau menengah. Juga meneliti fungsi sekolah sehubungan dengan struktur status sosial dalam lingkungan masyarakat tertentu.
c.       Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat
Menganalisis pola-pola interaksi sosial dan peranan sosial dalam masyarakat sekolah dan hubungan orang-orang di dalam sekolah dengan kelompok-kelompok di luar sekolah. Juga menyelidiki hubungan dan partisipasi guru dalam kegiatan masyarakat. Peranan tenaga pengajar di sekolah yang dapat menambah wawasan tentang kelompok-kelompok sosial dalam sekolah.
d.      Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial
Para ahli menganggap bahwa pendidikan sosial merupakan bidang studi yang memberi dasar bagi kemajuan sosial dan pemecahan masalah-masalah sosial. Pendidikan dianggap sebagai badan yang mampu memperbaiki masyarakat, alat untuk mencapai kesejahteraan atau kemajuan sosial. Sedangkan sekolah dapat dijadikan sebagai alat kontrol sosial yang membawa kebudayaan ke puncak yang setinggi-tingginya.
e.       Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan
Beberapa ahli memandang bahwa sosiologi pendidikan sebagai alat untuk menganalisis tujuan pendidikan secara objektif. Mereka mencoba mencapai suatu filsafat pendidikan berdasarkan analisis masyarakat dan kebutuhan manusia.
f.       Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan
Sosiologi pendidikan merupakan aplikasi sosiologi terhadap masalah-masalah pendidikan, misalnya kurikulum. Sosiologi bukan ilmu murni, akan tetapi merupakan ilmu terapan yang diterapkan untuk mengendalikan pendidikan. Para ahli sosiologi pendidikan menggunakan segala sesuatu yang diketahui dalam bidang sosiologi dan pendidikan yang kemudian dipadukan dalam suatu ilmu baru dengan menerapkan prinsip-prinsip sosiologi kepada seluruh proses pendidikan.
g.      Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan
Menurut F.G. Robbins dan Brown, sosiologi pendidikan merupakan ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalamannya. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya. Sedangkan menurut E.G. Payne tujuan utama dari sosiologi pendidikan adalah memberikan latihan yang serasi dan efektif kepada guru-guru, para peneliti dan orang-orang lain yang menaruh perhatian kepada pendidikan sehingga dapat memberikan sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan.[12]
Jika teori di atas dikembangkan, beberapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
a.       Sosiologi pendidikan Islam sebagai proses sosialisasi
Dalam hal ini sosiologi pendidikan Islam mengutamakan proses bagaimana kelompok social masyarakat mempengaruhi kelakuan individu. Dengan bermacamnya kultur dan struktur diharapkan dengan pendidikan Islam merupakan wadah bagi individu dalam memperolehpengalamannya
b.      Sosilogi pendidikan Islam sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat. Pada poin ini lebih mengutamakan fungsi lembaga pendidikan Islam diadakan masyarakat dan hubungan sekolah dengan masyarakat yang terdiri dari beberapa aspek. Apabila pendidikan Islam tidak dapat menempatkan diri dalam masyarakat yang berbeda-beda kulturnya maka manusia tidak sesuai cita-cita Islam yang mencerminkan hakikat Islam tidak bisa terwujud.
c.       Sosiologi pendidikan Islam sebagai anilisis social di sekolah dan antara sekolah dan masyarakat. Diharapkan terjadinya hubungan antara orang-orang dalam sekolah dengan masyarakat lingkungan sekolah. Peranan social tenaga sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah.
d.      Sosiologi pendidikan Islam sebagai alat kemajuan perkembagan social
Pendidikan Islamn sebagai disiplin ilmu dapat melestarikan dan memajukan tradisi budaya moral yang Islami sehingga terwujud komunikasi social dalam masyarakat dan membawa kebudayaan kepuncak yang setinggi-tingginya.
e.       Sosiologi pendidikan Islam sebagai dasar menentukan tujuan pendidikan
Diharapkan pendidikan Islam mampu mendasari jiwa generasi muda dengan iman dan takwa serta berilmu pengetahuan sehingga dapat memotivasi daya kreativitasnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai al-Quran.
f.       Sosiologi pendidikan Islam sebagai sosiologi terapan
Sosiologi pendidikan dianggap bukan ilmu yang murni akan tetapi sebuah ilmu yang diterapakan untuk mengendalikan pendidikan antara sosiologi dengan pendidikan Islam dipadukan dengan menerapkan prinsip-prinsip sosiologi pada seluruh pendidikan.
g.      Sosiologi pendidikan Islam sebagai latihan
Bagi petugas pendidikan agar para pendidik memahani betul masyarakat dan latar belakang social tempat anak disosialisi. Adakalanya agar pendidik memperbaiki teknik mengajarnya agar selara dan dapat menjawab sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. [13]
Menurut pendapat lain, tujuan sosiologi pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.       Menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak.
b.      Menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki ijazah atau gelar yang semakin tinggi, maka akan mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi pula yang juga akan menghasilkan penghasilan yang lebih banyak sehingga kesejahteraan sosialpun tercapai. Di samping itu, banyaknya pengetahuan dan keterampilan dapat mengembangkan aktivitas dan kreatifitas sosial.
c.       Menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah di mana lembaga pendidikan itu berada. Sebagai contoh, perguruan tinggi didirikan di tingkat propinsi atau kabupaten yang cukup animo mahasiswanya serta tersedia dosen yang bonafid.
d.      Menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan sosial. Peranan warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran tentang maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat. Sehingga sebaiknya warga yang berpendidikan tidak segan-segan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, terutama dalam memajukan kepentingan masyarakat. Mereka harus mampu menjadi motor penggerak dari peningkatan taraf hidup sosial.
e.       Membantu menentukan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional harus sesuai dengan falsafah hidup bangsa (Indonesia; Pancasila). Dinamika tujuan pendidikan nasional terletak pada keterkaitannya dengan GBHN yang tiap 5 (lima) tahun sekali ditetapkan dalam sidang umum MPR, dan disesuaikan dengan era pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan kebutuhan manusia.
f.       Menurut E.G. Payne, sosiologi pendidikan bertujuan memberikan latihan-latihan yang efektif kepada guru-guru dalam bidang sosiologi.
g.      Memahami hubungan antar manusia di sekolah serta struktur masyarakat.[14]


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Sosiologi Pendidikan Islam adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik sesuai dengan ajaran agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu berhubungan dengan individu yang lain sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang akan mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta mengorganisasikan pengalamannya.
2.      Anak dalam perkembangannya dipengaruhi oleh orang tua (pendidikan informal), guru-guru/sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Dari ketiga aspek tersebut, pengaruh lingkunganlah yang paling menentukan. Pendidikan sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang guru/pendidik harus berusaha menganalisis pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusia baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat (dengan sistem sosialnya).
3.      Masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan atau bidang kajian sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok antara lain:

a.       Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, yang meliputi:
b.      Hubungan antar manusia di dalam sekolah, dalam hal ini yang menjadi kajian yaitu menganalisis struktur sosial di dalam sekolah. Pola kebudayaan di dalam sistem sekolah berbeda dengan apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. Bidang yang dapat dipelajari antara lain:
c.       Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, jadi yang diutamakan adalah aspek proses pendidikan itu sendiri, bagaimana pengaruh sekolah terhadap murid. Seperti peranan sosial guru, hakikat kepribadian guru, pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan anak, dan fungsi sekolah dalam sosialisasi murid
d.      Sekolah dalam masyarakat, yaitu menganalisis pola interaksi sekolah dengan kelompok sosial dalam masyarakat di sekitarnya, meliputi:
4.      Tujuan sosiologi pendidikan terdiri dari beberapa konsep berikut:
a.       Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi
b.      Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat
c.       Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat
d.      Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial
e.       Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan
f.       Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan
g.      Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan

  

DAFTAR PUSTAKA

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta, Rineka Cipta, 2002, cet 1.

file:///E:/SOS%20pend/Ciri,%20Tujuan%20dan%20Sejarah%20Sosiologi%20Pendidikan%20_%20unsilster.htm

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua. Jakarta,  Balai Pustaka, 2001, cet. ke-3.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. ke-3.

http://aim-mualim.blogspot.com/2011/12/sosiologi-pendidikan-islam.html

http://yuliantihome.wordpress.com/2012/09/19/sosiologi-pendidikan-islam/


Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002, cet. ke-7.

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam , pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis.  Jakarta : Ciputat Pers, 2002, cet. ke-1.












Footnote


[1]file:///E:/SOS%20pend/Ciri,%20Tujuan%20dan%20Sejarah%20Sosiologi%20Pendidikan%20_%20unsilster.htm

[2] http://yuliantihome.wordpress.com/2012/09/19/sosiologi-pendidikan-islam/

[3] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, (Jakarta : Balai Pustaka, 2001), cet. ke-3, h. 232.

[4] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002), cet. ke-7, h . 10.
[5] Ibid., h. 10.

[6] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam , pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), cet. ke-1, h. 25.

[7] Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 45.
[8] Ibid. h. 46.

[9]B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet 1, h. 163-164.

[10] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. ke-3, h. 248.

[11] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h.  6-7
[12] Ibid, h. 2-4
[13] http://aim-mualim.blogspot.com/2011/12/sosiologi-pendidikan-islam.html

[14]Ary H. Gunawan, 51-53





1 komentar:

  1. Can you make money with a bitcoin sports betting site
    That's หาเงินออนไลน์ not to say that you have no money in your wallet. kadangpintar Rather, you're gambling at risk. That is why it's 바카라 사이트 essential to have a safe cryptocurrency

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

SOSIALISASI

Cari Blog Ini

Makalah Kuliah

Paling Dilihat

Post Top Ad

Responsive Ads Here